Masjid Sabilil Muttaqin terletak di Jln. Lintas Timur, Desa Tugu Jaya RT. 01/Kp. 1, Kecamatan Lempuing, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Provinsi Sumatera Selatan. Tugu Jaya sendiri merupakan salah satu desa yang berada di dalam wilayah kecamatan Lempuing. Lokasinya terletak di jalan raya lintas timur Sumatera, yang menghubungkan langsung antara provinsi Sumatera Selatan dan Provinsi Lampung.
Desa Tugu Jaya ini merupakan salah satu desa yang berkembang karena karena program Transmigrasi yang gencar dilakukan pada masa pemerintahan Almarhum Presiden Soeharto. Jadi, tidak perlu heran jika singgah ketempat ini, dan anda justru menemukan warganya yang berbahasa jawa, karena memang tutur bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa jawa, bukan bahasa komerinng ilir maupun bahasa palembang. Saking banyaknya transmigran yang berasal dari jawa, bahkan adat istiadatnya pun sangat mirip dengan adat di pulau jawa.
Desa Tugu Jaya ini cukup jauh dari daerah perkotaan, seperti Kota Kayu Agung dan Ibukota Kabupaten OKI. Jika dibandingkan jaraknya dari Kota Palembang, tentu akan terlalu jauh untuk ditempuh.
Di tengah-tengah Desa Tugu Jaya inilah berdiri sebuah Masjid Jami’ yang sangat megah dengan berbagai hiasan yang sangat menarik. Lokasinya sangat strategis karena terletak di tepi jalur utama lintas timur Sumatera yang terkenal dengan keramaiannya.
Dengan lokasinya yang sangat strategis, tentu saja masjid ini menjadi salah satu destinasi para pelancong yang berlalu-lalang di jalan raya lintas provinsi tersebut. Areal parkir yang disediakan juga sangat luas, sehingga jika para pelancong hanya ingin beristirahat sejenak dengan memakan bekal mereka, tersedia halaman yang asri dengan pepohonan rindang.
Arsitektural Masjid Jami’ Sabilil Muttaqin Tugu Jaya
Bangunan Masjid Jami’ Sabilil Muttaqin dibangun dengan lantai dua. Sebuah kuah besar diletakkan di atas tengah-tengah ruang utama. Kubah tersebut berbahan enamel berwarna hijau, biru, dan kuning. Kemudian, ada beberapa menara bundar yang turut mengapit kubah utama tersebut di keseluruhan sudutnya.
Menara-menara kecil tersebut diletakkan tepat sejajar dengan pilar-pilar penyangga masjid. Sehingga, jika kita lihat dari luar, terlihat bahwa seakan-akan pilar dari dalam masjid menembus ke atas atap.
Keseluruhan areal pekarangan dan parkir di Masjid Sabilil Muttaqin sudah di semen dengan sangat rapi. Selain digunakan sebagai areal parkir kendaraan yang tidak khawatir becek dan kotor, tentu saja area tambahan ini dapat digunakan sebagai areal tambahan untuk sholat pada waktu perayaan hari besar islam, idul fitri dan idul adha maupun peringatan lainnya. Pada bagian teras di masjid ini dipagar besi, sehingga ada batasan suci pada areal tersebut.
Tempat wudhu dan toiletnya diletakkan di belakang masjid (bagian belakang). Kemudian pada sisi kiri masjid terdapat sederetan bangunan yang kemungkinan besar adalah ruang kelas untuk lembaga pendidikan disana.
Ruang sholat utama di lantai 1 cukup lega untuk kegiatan sholat berjamaah setiap harinya. Namun jika perayaan hari besar islam tiba, seluruh lantai akan penuh dengan jamaah, hingga areal pekarangan juga turut penuh. Pada bagian lantainya dilapisi dengan keramik dengan warna cerah.
Jamaah pria diletakkan di sisi kanan ruangan, sedangkan jamaah wanita diletakkan di sisi kanan ruangan. Bagian dalam masjid ini dibuat dengan sesederhana mungkin, minimalis namun tetap menunjukkan kemewahan tersendiri. Tidak banyak ornamen hiasan yg dapat kita temukan di dalam ruang utamanya, hanya beberapa kaligrafi yang ditempelkan pada dinding saja.