Masjid Ubudiah yang menempati salah satu urutan teratas dalam daftar masjid paling indah di Malaysia ini dibangun dengan kokoh di Jln. Istana, Kuala Langsar, Perak, Malaysia. “Ubudiah Mosuqe” atau “Masjid Ubudiah” ini berdiri dengan megah dan sangat anggun di Kuala Kangsar, dengan kubah emas dan menaranya yang menjadi sebuah perpaduan yang memukau baik dilihat dari dekat maupun dari jauh.
Bangunan Masjid Ubudiah ini dirancang oleh Arthur Benison Hubback, yaitu seorang arsitek pemerintah Malaysia yang terkenal dengan hasil karyanya berupa Stasiun Kereta Api “Ipoh” dan Stasiun Kereta Api Kuala Lumpur.
Pembangunannya dimulai pada tahun 1913 pada masa pemerintahan Sultan Perak ke-28, Sultan Idris Murshidul Adzam Shah bin Alm. Raja Bendahara Alang Iskandar Teja.
Masjid Ubudiah ini terletak di samping Mausoleum (Pemakaman) Kerajaan di Bukit Chandan. Sang Arsitek ditugaskan oleh Sultan untuk membangun sebuah masjid dengan keindahan yang luar biasa sebagai wujud syukur terhadap Sang Maha Pencipta atas pemulihan dari penyakit yang melanda wilayah Perak pada masa-masa itu.
Pada awal-awal pembangunan memang tidak menemui kesulitan apapun. Namun kemudian pekerjaaan terganggu beberapa kali pada saat 2 gajah peliharaan Sultan berkelahi dan berlari merusak marmer yang di impor dari Italia.
Pembangunan Masjid Ubudiah kemudian selesai dan diresmikan pada akhir tahun 1917. Pembangunan keseluruhan menghabiskan total biaya hingga RM 200.000, angka yang cukup besar pada awal abad ke-19. Peresmian dilakukan oleh Sultan Abdul Jalil Karamtullah Shah bin Alm. Sultan Idris Murshidul Adzam Shah I Rahmatullah, atau penerus Sultan Idris. Struktur dan Seni bangunan yang sangat mempesona ini kini menjadi salah satu simbol kebanggaan bagi semua umat muslim yang berada di negara bagian Perak Darul Ridzuan, Tanah Rahmat.
Renovasi Masjid Ubudiah
Saat ini, banyak orang yang mungkin tidak sadar bahwa bangunan Masjid Ubudiah yang terletak di Bukit Chandan, Kuala Kangsar ini telah direnovasi dari desain awalnya pada tahun 1991, dengan tujuan untuk meningkatkan area sholat.
Renovasi tersebut lah yang menghasilkan bangunan yang dapat kita lihat saat ini. Renovasi dan Perluasan tersebut telah disetujui langsung oleh Yang Mulia Sultan ke-34 Perak, Sultan Akhir Azlan Shah. Namun, beliau memberikan 2 syarat utama pada proses renovasi tersebut yaitu untuk tidak menghancurkan struktur asli, dan struktur bangunan tambahan tidak boleh terlalu menonjol mengalahkan desain aslinya.
Pada tahun 1990, Arsitek dari Suria telah ditunjuk oleh Departemen Pekerjaan Umum Perak untuk men-desain struktur dari Masjid Ubudiah, karena pada saat itu struktur asli dari banguna masjid asli sudah hilang. Gambar desain yang diukur tersebut baru selesai dalam waktu 6 bulan dan di serahkan ke Departemen Pekerjaan Umum Perak pada tanggal 10 Oktober 1990.
Gambar desain arsitektur asli tersebut memiliki seluruh detail bangunan mulai dari luas lokasi, denah lantai, rancangan atap, elevasi, plafon, dan seluruh gambar detail (menara, pintu, jendela, dekorasi interior maupun eksterior).
Kemudian, barulah proposal desain dengan renovasi di beberapa bagian di ajukan dan ditenderkan. Pekerjaan renovasi dan penyuluhan selesai pada tahun 1994.
Renovasi yang dilakukan adalah pada kubah besar dan bagian kubah kecil yang telah diganti dengan kubah aluminium, karena kubah asli yang terbuat dari beton telah mengalami kerusakan. Kemudian luas keseluruhannya adalah 3.187 hektar. Awalnya, masjid ini dilapisi dengan pagar beton berlubang yang membentuk lingkaran yang mengelilingi keseluruhan 50.000 kaki persegi.
Tujuan utama renovasi dilakukan adalah untuk meningkatkan ukuran area sholat agar dapat ditempati oleh lebih banyak jamaah secara bersamaan. Dengan renovasi dan peningkatan keindahannya ini, Masjid Ubudiah tidak hanya digunakan sebagai sebuah objek wisata, namun juga dapat menjadi sebuah tempat yang dapat memberikan fasilitas pada seluruh masyarakat perak untuk beribadah secara bersamaan, terutama pada perayaan hari-hari besar islam.